TUGAS INDIVIDU LAPORAN
KUNJUNGAN LAPANG (FIELDTRIP)
KE UNIT BISNIS
Mata Kuliah Dasar-Dasar Bisnis (AGB111)
“PENGOLAHAN SUSU ECO-FARM”
Di susun
oleh:
Intan
Permatasari
H24140045
Dosen:
Ir. Juniar
Atmakusuma, MS
TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015
A.
Profil
perusahaan/unit bisnis yang dikunjungi
Nama
Perusahaan : Pengolahan susu Eco-Farm
Produk : Susu sapi
dan kambing perah
Manajer : Ibu Ina Kusminah, S.Pt.
Lokasi : Fakultas Peternakan IPB
Tahun berdiri:
Sejarah
singkat:
Awal
mula berdirinya Eco-Farm bermula dari Fakultas Perternakan IPB dibawah naungan
Departemen Ilmu Nutrisi Dan Teknologi Pakan yang mengadakan kerja sama dengan
Departemen Pertanian dalam memacu usaha perternakan, khususnya sapi perah dan
kambing perah. Pengelolaan sapi perah dimulai dari januari 2007 dan mendapatkan
bantuan 20 ekor sapi dara bunting dari
Koperasi Wirausaha Indonesia (KWI). Dalam rangka menjalankan usaha ini,
Dekan Fakultas Peternakan menunjuk seorang penanggung jawab langsung Eco-Farm
untuk bisa menjalankan usaha ini dengan baik. Penanggung jawab Eco-Farm dibantu
oleh seorang manager yang berfungsi untuk menggerakan beberapa divisi yaitu:
divisi produksi, divisi pengolahan, divisi pakan, dan divisi pemasaran.
Bahan
baku produk olahan susu Fapet (Fakultas Peternakan) berupa susu segar diperoleh
dari Farm di IPB yaitu, Eco-farm dengan kapasitas rata-rata 40 liter/hari.
Sedangkan peternakan lain yang menyuplai susu segar diantaranya Darul Fallah
dan Peternak KUNAK. Sedangkan untuk bahan baku susu kambing diperoleh dari
Peternakan Kambing Perah Darul Fallah, sehingga jaminan kualitas susu segar
sebagai bahan baku dapat dipertanggungjawabkan.
Semua
produk Fapet diproduksi dari 100% susu segar, tanpa penambahan susu bubuk dan
penstabil. Selain itu produk Fapet tanpa menggunakan pengawet dan menggunakan
gula asli (kecuali untuk produk low sugar menggunakan sukralosa). Selain
aktivitas pengolahan, Eco-Farm melakukan aktivitas penunjang lainnya yakni : Dairy
Education. Dairy Education lebih difokuskan kepada pendidikan, pelatihan
dan informasi dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat
dengan melaksanakan aktivitas pembangkitan pendapatan bagi institusi (IPB dan
Fakultas Peternakan).
B.
Pembahasan
b.1. Potensi
dan Peluang
Bisnis
yang Dijalankan
Berbagai potensi yang
dimiliki, seperti ketersediaan bahan baku dan sumber daya peternak (tenaga
kerja), Eco-farm memiliki peluang untuk menjadi salah satu sentra pengolahan
susu perah bukan hanya di IPB tetapi juga di daerah Bogor. Eco-farm bertindak
sebagai lembaga pendidikan yang memiliki kompetensi peternakan dalam bidang
pengembangan sapi perah dan produksi susu segar serta hasil olahannya. Namun, menurut narasumber
pengelolaan sapi dan kambing perah ini bertujuan bukan untuk bisnis melainkan
untuk edukasi seperti untuk penelitian, magang, dan kunjungan-kunjungan lapang
lainnya.
b.2.
Lingkungan Bisnis Usaha
Tersebut
Usaha pegolahan
sapi perah dan kambing perah ini berlokasi di jalan Kayu Manis Laboratorium
Lapang A Fakultas Peternakan. Usaha pengelolaan ini berupa laboratorium yang
telah ada dan direnovasi menjadi pabrik dari dana DIPA IPB tahun 2007.
Selanjutnya pabrik ini dilengkapi dengan sarana pengelolaan dan perlengkapan
lainnya sehingga bisa melaksanakan Good Manufacturing Practices. Saat ini
Eco-Farm telah memperoleh rating A dari Balai POM Bandung dalam
penerapan Good Manufacturing Practices. Unit ini dikelola atau dibawah
naungan Unit Pengolahan Susu Bagian Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan
IPB dan PT D-Farm Agriprima sebagai operator produksi. Eco-Farm mempunyai lahan
yang berlokasi di kandang Fakultas Peternakan, Kampus IPB dramaga, Institut
Pertanian Bogor. Luas lahan mencapai ± 1 ha dengan
luas kandang 3000 m2 dan luas lahan rumput 7000 m2.
b.3. Kendala/Permasalahan yang Dihadapi
Memelihara dan
mengelola sapi perah atau kambing perah memang tidak mudah. Terdapat banyak
risiko yang harus dihadapi agar sapi perah dan kambing perah produktif. Ada
beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Eco-farm sendiri yaitu (1) Faktor
cuaca menjadi salah satu faktor yang paling disalahkan karena mengakibatkan
kematian akibat ketidak sesuaian cuaca. Suhu
di Darmaga yang tidak dingin sehingga membuat sapi perah tersebut kurang
cocok di Dramaga walaupun sapi perah local yang dapat beradaptasi ternyata juga
tidak cocok. (2) Kambing perah yang memiliki tingkat stress tinggi yang
berakibat turunnya produksi atau juga kambing tersebut langsung sakit. Selain
itu kambing perah susah di dapat di daerah Bogor. (3) Kendala atau permasalahan
lainnya yang dihadapi dalam pengolahan susu perah didasari kurangnya karyawan
menjadi faktor keterbatasan tenaga kerja. Sehingga susu ini diproduksi dan
dikemas dengan jumlah yang tidak begitu banyak. (4) Kemudian dari faktor
teknologi yang masih sederhana dalam memproduksinya. (5) Pemasaran pada
saat-saat tertentu menurun yaitu pada waktu bulan puasa dan liburan mahasiswa. Disamping
itu, masih banyak masyarakat belum mengetahui akan pentingnya mengonsumsi susu
segar daripada susu dengan bahan pengawet.
Strategi dalam mengatasi
permasalahan tersebut adalah dengan menyisihkan laba saat permintaan sedang
tinggi. Kerja sama dengan perusahaan juga perlu dipertimbangkan dengan baik
agar bisnis ini bisa maju, serta perlu adanya iklan atau website produk Unit
Pengolahan Susu Eco-Farm Fakultas Peternakan IPB. Dibutuhkannya teknologi baru
untuk menunjang pengelolaan susu agar menjadi susu yang memiliki kualitas sama
dengan merk susu terkenal lainnya.
Selain itu dalam
pengambilan keputusan, misalnya ada masalah di lapangan diatasi oleh manajer
lapang sendiri. Selanjutnya apabila masalah tersebut tidak bisa diatasi oleh
manajer lapang langsung dialihkan ke pengambil keputusan tertinggi yaitu kepala
lab.
b.4.
Pengelolaan Produksi
Ada dua jenis
susu yang diolah, yaitu:
1. Sapi
perah
Awalnya datang
20 ekor sapi perah, tetapi sekarang ada 5 dara dan 1 pedet. Sapi dara adalah
sapi yang berumur 9 bulan sampai dengan sapi itu beranak pertama kali. Pedet
adalah anak sapi yang baru lahir hingga umur 8 bulan. Produksi
sapi perah itu 1 ekor minimal 20 liter tetapi itu akan dicapai saat laktasi
kedua. Laktasi kedua itu yaitu anak kedua setelah melahirkan pada 3 bulan
pertama, dengan catatan pakan dan pengelolaannya harus baik. Namun pada laktasi
4 atau 5 susu yang dihasilkan menurun hanya sekitar 10 liter.
Pakan sapi perah umumnya dibagi tiga :
a. Hijauan :
- Rumput - rumputan : Rumput gajah ( Pennisetum
purpureum), Rumput Raja (King grass), setaria, benggala (Pennisetum
maximum), rumput lapang dan BD (Brachiaria decumbens),
- Kacang-kacangan : Lamtoro, turi, gamal
b. Konsentrat :
Dedak, bunkil kelapa, bungkil kacang tanah, jagung
kedelai.
c. Limbah pertanian :
Jerami padi, jerami jagung, jerami kedelai, dll.
Pakan yang diberikan kepada sapi
perah secara umum berupa hijauan 60 % dari BK (berat kering) dan 40 %
Konsentrat. Dalam hal ini hijauan yang digunakan 75 % rumput alam dan 25 %
rumput unggul. Sebagai contoh bila berat sapi 450 kg dan produksi susu 13 kg /
hari lemak 3,5 % dapat diberikan pakan : rumput alam 21 kg, rumput gajah 7,5 kg
dan konsentrat pabrik 6 kg.
2.
Kambing perah
Kambing yang tersedia di kandang Fapet IPB sekarang ada 1 dara, 5 ekor
sudah tidak berproduksi. Seharusnya yang sudah tidak dapat berproduksi ini
dijual tetapi susah mencari kambing perah daripada susu perah. Jenis
dan cara pemberiannya disesuaikan dengan umur dan kondisi ternak. Pakan yang
diberikan harus cukup protein, karbohidrat, vitamin dan mineral, mudah dicerna,
tidak beracun dan disukai ternak, murah dan mudah diperoleh. Pada dasarnya ada
dua macam makanan, yaitu hijauan (berbagai jenis rumput) dan makan tambahan
(berasal dari kacang-kacangan, tepung ikan, bungkil kelapa, vitamin dan
mineral).
Cara
pemberiannya :
-
Diberikan 2 kali sehari (pagi dan sore), berat rumput 10% dari berat badan kambing,
berikan juga air minum 1,5 - 2,5 liter per ekor per hari, dan garam beryodium
secukupnya.
-
Untuk kambing bunting, induk menyusui, kambing perah dan pejantan yang sering
dikawinkan perlu ditambahkan makanan penguat dalam bentuk bubur sebanyak 0,5 -
1 kg/ekor/hari.
Rumput yang ada di kandang Fapet
luasnya sekitar 1 hektar dan rumput itujuga dijual/kg untuk umum dengan harga
Rp. 100,- /kg itu jika ambil sendiri rumputnya dan jika rumputnya siap antar
atau sudah diambil oleh pekerja yang ada harganya menjadi Rp. 250,- /kg. Bibit
rumputnya pun tidak beli karena tunasnya tumbuh terus dengan sendirinya.
b.5.
Pengelolaan Pemasaran
Pemasaran merupakan
proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan
distribusi dari gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang
memuaskan tujuan perseorangan dan organisasi (Griffin dan Ebert, 1004: Nickels
et al, 1996). Sehingga strategi pemasaran merupakan strategi yang sangat
penting untuk mengelola suatu bisnis. Dalam merencanakan dan melaksanakan
strategi pemasaran sangat tergantung pada empat komponen dasar yang disebut
dengan “Empat P”. Empat P merupakan bauran pemasaran (marketing mix) yang
menunjukan gabungan strategi produk, penetapan harga, promosi dan distribusi
yang digunakan untuk memasarkan produk.
Pemasaran yang
dilakukan hanya di sekitar IPB saja dan ada dari luar IPB jika ingin membeli
datang sendiri ke pengelolaan susu Fapet Eco-farm ini. Produk dari Eco-farm
memiliki kemasannya bentuk dan ukuran yang minimalis, mudah dibawa kemana saja.
Menurut narasumber, produk susu dari kambing perah memiliki manfaat yaiu
berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit.
Penjualan langsung
dilakukan di Outlet yang terletak di Fakultas peternakan dan home to home untuk
wilayah BSD, Serpong, Bintaro, dan Bogor. Sedangkan untuk kegiatan reseller
dilakukan di minimarket Agrimart IPB dan Agrifresh IPB, dan terkadang dilakukan
oleh kewirausahaan mahasiswa seperti susu Mbok Darmi. Selain itu pula dengan
cara maklon di Serambi Botani IPB.
Adapun harga-harga produk yang dihasilkan dari
olahan susu perah sapi dan kambing, yaitu:
ü Susu
segar : Rp. 8000,- /
liter
ü Yogurt : Rp. 25000,-/ liter
ü Puding : Rp. 3500,-/ cup kecil
ü Susu
pasteurisasi : Rp. 3000,-/ cup 200
ml
ü Yogurt
batang kecil : Rp. 1000,-/ buah
b.6.
Pengelolaan SDM (Sumber Daya Manusia)
Hal penting dalam
pengelolaan susu perah adalah sumber daya manusia. Pengolahan susu Eco-farm ini
berada di bawah departemen Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan
Fakultas Peternakan IPB. Unit usaha ini dipimpin oleh ketua lab yang bernama
Prof. Dr. Ir. Toto Toharmat M.Ag.Se. Sementara itu ada manajer lapangan yaitu
ibu Ina Kusminah, S.Pt. Adapun jumlah pekerjanya ada 3 orang, 1 orangnya
dibayar Rp. 500.000-600.000,-/ bulan. Pekerja tersebut direkrut berasal dari
sekitar IPB. Nama-nama pekerja tersebut yaitu bapak Ahmad sebagai tenaga
kandang sapi perah, bapak Mulyadi sebagai tenaga kambing perah, dan ibu Nita
sebagai tenaga pengolahan susu. Pegawai yang diterima mendapatkan
pelatihan dan harus mau bekerja keras karena dalam pemeliharaan sapi perah
memerlukan ketelatenan yang tinggi.
b.7.
Pengelolaan Keuangan
Eco-Farm mengelola
keuangannya masih sangat sederhana. Semua laporan akan diserahkan kepada kepala
lab yaitu Prof. Dr. Ir. Toto Toharmat M.Ag.Se secara berkala. Pengelolaan susu
Eco-farm ini ada 3 pegawai dan masing-masing dibayar Rp. 500.000-600.000,-/
bulan. Selain itu apabila ada kunjungan lapang atau praktikum di Eco-farm itu
tidak dikenakan biaya hanya perlu surat untuk keperluan administrasi. Sedangkan
untuk penelitian itu bayar dan pembayarannya langsung ke departemen. Bila ada
kunjungan lapang dari luar IPB biasanya konfirmasi ke Fakultas Peternakan
diizinkan atau tidak.
b.8.
Informasi dan Teknologi
Teknologi yang
digunakan dalam proses produksi adalah hasil introduksi dari Bagian Teknologi
Hasil Ternak Fakultas Peternakan IPB. Teknologi yang diterapkan antara lain
penerapan Good Manufacturing Practices dan SSOP dalam bentuk SOP dan instruksi
kerja untuk setiap jenis produk. SOP dan instruksi kerja ini disusun
bersama-sama antara Unit Pengolahan Susu dibawah koordinasi Bagian THT Fapet
IPB dan PT D-Farm Agriprima sebagai operator produksi. Selain itu, produk susu
fermentasi Fapet difermentasi dengan menggunakan kultur koleksi Bagian THT
Fapet IPB. Kultur ini merupakan hasil penelitian yang diintroduksikan langsung
dalam bentuk produk Yogurt Fapet. Kultur yang digunakan yaitu L. bulgaricus
RRM01 dan S. thermophillus RRM01 sebagai kultur yogurt dan L. acidophilus RRM01
dan Bifidobacterium longum RRM01 sebagai kultur probiotik.
C.
Kesimpulan
Unit usaha
Eco-farm adalah unit usaha yang memproduksi susu sapi perah dan kambing perah. Pada
awalanya usaha ini bertujuan bukan untuk mencari keuntungan melainkan untuk
edukasi. Usaha pegolahan ini berlokasi di jalan Kayu Manis Laboratorium Lapang
A Fakultas Peternakan. Dalam suatu usaha
pasti ada permasalahan yang dihadapi, Eco-farm ini mempunyai beberapa masalah
seperti cuaca, pemasaran saat bulan puasa dan libur mahasiswa menurun, dan
masih menggunakan teknologi yang sederhana.
Ada beberapa
pengelolaan yang dilakukan oleh unit usaha Eco-farm ini yaitu Pertama dalam
pengelolaan produksi, Eco-Farm mulai dari pemerahan sampai diolah menjadi berbagai macam produk
susu dilakukan dengan menggunakan teknologi serta bahan yang sederhana. Kedua,
pengelolaan pemasaran yang dilakukan melalui empat P (Product, Price, Promotion, dan Place)
yang merupakan bauran pemasaran. Target utama pemasaran yaitu mahasiswa
dan masyarakat yang berada di sekitar IPB. Ketiga, pengelolaan sumber daya
manusia yang mempunyai 3 pegawai. Keempat, pengelolaan keuangan yang tidak
hanya membahas pengeolahan keuangan saja tetapi
juga membahas aspek perguliran sapi perah. Dan terakhir informasi dan
teknologi yang dilakukan untuk menunjang pemasaran produk.
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
1.1. Tempat
pengolahan susu Fapet
0 komentar:
Posting Komentar