LAPORAN
MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI
PT
YAKULT INDONESIA PERSADA
Disusun
oleh:
Etha
Noor Fajar Yuana H24140043
Ambar
Setyowati H24140044
Intan
Permatasari H24140045
Danang
Wahyu N H24140046
Vina
Yolanda H24140047
Dosen Kuliah : Lili
Dahliani Dr Ir MM,Msi
FAKULTAS
EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN
MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Yakult adalah minuman susu
Fermentasi. Penemu susu fermentasi ini adalah ahli mikrobiologi Jepang
bernama Dr. Minoru Shirota. Beliau berasal dari Kyoto Imperial
University-Jepang. Pada Tahun 1921 Dr.Minoru Shirota meneliti bakteri baik dan
berguna yang kemudian dinamakan L.casei Shirota strain. Bakteri ini berhasil
dikembangbiakan pada tahun 1930. Pengenalan bakteri ini dilakukan pada tahun
1935. Pusat penelitian susu fermentasi ini berada di Yakult Central Institut
yang didirikan tahun 1967. Tiga ratus tenaga ahli melakukan penelitian tentang
manfaat bakteri yang menguntungkan bagi manusia. Keunggulan Yakult antara lain:
aman bagi manusia, tahan asam lambung, bakteri tetap hidup sampai di usus
kecil. Yakult terdiri dari 2 jenis yaitu Yakult Original dan Yakult Ace.
Yakult Original mengandung lebih dari 6,5 milyar bakteri L.casei Shirota strain
sedangkan Yakult Ace mengandung lebih dari 30 milyar L.casei Shirota strain
ditambah dengan kalsium dan vitamin. Yakult Ace ini sangat dianjurkan bagi
lansia dan orang-orang yang sedang dalam kondisi kesehatan menurun.
Yakult Ace langsung diimpor dari Malaysia serta hanya dijual di supermarket
yang besar seperti Giant, Hypermart, dan Carefure.
PT
Yakult menghasilkan produk dalam volume tinggi tetapi variasi rendah. Strategi
proses yang dipilih adalah focus pada produk.
PT Yakult hanya memiliki
satu jenis produk. Selain itu juga, peralatan yang digunakan memiliki fungsi
yang khusus dan pesanan serta panduan kerja sedikit karena semua sudah
terstandarisasi. Hal ini terbukti dengan adanya Standar Operasional Prosedur
kerja bagi karyawan perusahaan. Dalam pembuatan Yakult, bahan baku yang
digunakan adalah bakteri, susu bubuk, glukosa, dan air. Sedangkan bahan yang
digunakan untuk membuat botolnya adalah polysteren, dan tutupnya
dibuat menggunakan aluminium foil. Bahan-bahan tersebut
didapatkan dari berbagai macam sumber, seperti misalnya air didapatkan dari
mata air gunung gede. Penanganan
persediaan bahan baku merupakan salah satu masalah bagi PT Yakult sehingga
dibutuhkan strategi yang tepat untuk penanganan agar tidak terjadi kelebihan
serta kekurangan bahan baku. Perusahaan harus dapat mengelola persediaan
yang dimiliki sebaik mungkin sesuai dengan kebijakan-kebijakan manajemen
perusahaan. Untuk menjamin agar pengelolaan persediaan sesuai dengan kebijakan
manajemen perusahaan, maka dibutuhkan suatu sistem yang mampu
menjamin tercapainya tujuan perusahaan. Sistem akuntansi persediaan
bahan baku merupakan hal yang sangat penting untuk penanganan masalah ini. PT
Yakult menggunakan banyak mesin yang kompleks dalam proses pembuatannya
sehingga membutuhkan dana investasi yang besar maupun biaya operasional. Untuk
itu strategi dan kebijakan pemeliharaan diperlukan agar semua peralatan yang
beroperasi di dalam sistem
tidak mengalami kegagalan dalam pengoperasiannya. Upaya pengoptimalan
pemeliharaan telah sering dilakukan, semuanya bertujuan untuk menjaga keandalan
dan ketersediaan sistem.
Oleh karena itu teknik pemeliharaan pada PT Yakult lebih banyak
dikonsentrasikan pada pemeliharaan pencegahan untuk menghindari kerusakan yang lebih serius.
Berdasarkan
uraian di atas, Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai praktik Manajemen
Produksi dan Operasi yang ada di PT Yakult Indonesia Persada. Data yang kami
dapat berdasarkan kunjungan dan informasi dari internet yang berkaitan dengan
tema kami.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami akan membahas beberapa
masalah, diantaranya :
1.
Bagaimana peramalan
(forecasting) produksi PT Yakult Indonesia Persada?
2.
Bagaimana manajemen
persediaan PT Yakult Indonesia Persada?
3.
Bagaimana perencanaan
agregat dan material requirement planning PT Yakult Indonesia Persada?
4.
Penjadwalan jangka
pendek seperti apakah yang digunakan PT Yakult Indonesia Persada?
5.
Bagaimana pengendalian
proses produksinya?
6.
Bagaimana manajemen
rantai pasokannya?
1.3 Tujuan
1.
Untuk memenuhi tugas
akhir mata kuliah Manajemen Produksi dan Operasi.
2.
Untuk mengetahui praktik
Manajemen Produksi dan Operasi PT Yakult Indonesia Persada.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
1. Peramalan
a.
Definisi peramalan
Untuk mengetahui atau
melihat perkembangan dimasa yang akan datang, peramalan dibutuhkan untuk
menentukan kapan suatu peristiwa akan terjadi atau kapan suatu kebutuhan akan
timbul, sehingga dapat dipersiapkan kebijakan atau tindakan-tindakan yang perlu
dilakukan.
Menurut John E. Bigel: “Peramalan adalah suatu perkiraan dari
tingkat kebutuhan yang diharapkan terjadi pada suatu barang atau beberapa
barang pada periode mendatang”. Menurut Sofyan Assauri: “Peramalan merupakan suatu kegiatan untuk
memperkirakan apa yang terjadi pada masa yang akan datang”.
Peramalan diperlukan
karena adanya perbedaan waktu antara kesadaran akan dibutuhkannya suatu
kebijaksanaan baru dengan waktu pelaksanaan kebijaksanaan tersebut. Dari uraian
diatas kita mendapat gambaran, bahwa peranan peramalan sangatlah penting.
Dengan adanya peramalan
akan diperoleh suatau pendekatan terhadap kenyataan nyata, guna dipakai dalam
mengambil suatu keputusan. Peramalan dapat digunakan untuk mengetahui secara
pasti rencana produksi yang akan dilaksanakan, dapat dihindarkan terjadinya dan
juga adanya kerja lembur yang berlebihan. Peramalan dapat dipergunakan untuk
mengoptimalkan biaya produksi, karena kegiatan produksi selalu diusahakan
seefisien dan seefektif mungkin.
b.
Peramalan Penjualan
Ramalan penjualan
merupakan salah satu bahan informasi yang terpenting dalam menyusun rencana
produksi, karena merupakan suatu titik permulaan dalam perencanaan produksi.
Produksi yang berlebihan merupakan suatu pemborosan atau kerugiaan terhadap
perusahaan sedangkan produksi yang dibawah permintaan pasar memberi kesempatan
kepada pesaing untuk memasuki daerah penjulan perusahaan. Oleh sebab itu
sebelum melakukan produksi kita harus mengetahui berapa jumlah produk yang akan
tepat (tidak lebih atau kurang) agar perusahaan dapat berjalan secara optimal.
2.
Manajemen Persediaan
Manajemen persediaan
merupakan salah satu aspek yang sangat penting. Penerapan manajemen persediaan
mempengaruhi keberlangsungan proses produksi dan meningkatkan kualitas
pelayanan terhadap konsumen. Menurut Mulyadi, 2001 dalam
Sistem Akuntansi : Persediaan merupakan elemen aktiva yang tersimpan untuk
dijual dalam kegiatan bisnis yang normal atau barang-barang yang akan
dikonsumsi dalam pengolahan produk yang akan dijual.
Menurut Rangkuti, 2007 dalam
Manajemen Persediaan : persediaan didefensikan sebagai suatu aktiva yang
meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu
periode usaha tertentu untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan
setiap waktu.
Menurut Sri Mulyani, 2012 dalam Analisis Intern atas Persediaan
Barang dagangan pada PT. Grokindo : Perusahaan harus dapat memperkirakan jumlah
persediaan yang dimilikinya. Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan tidak
boleh terlalu banyak dan tidak boleh terlalu sedikit, karena akan mempengaruhi
biaya yang akan dikeluarkan untuk persediaan tersebut.
Beberapa istilah yang biasanya dipakai dalam
manajemen persediaan, antara lain :
1. Lead time adalah
tenggang waktu antara pemesanan sampai barang
tiba di gudang.
2. Reorder point adalah
batasan jumlah stock dimana
pengambil keputusan harus memesan barang ke pemasok. Jumlah reorder point
ditentukan berdasarkan jumlah permintaan dalam periode waktu tertentu dan
lamanya lead time. Jika reorder
point tidak terpenuhi, maka gudang akan kehabisan stock.
3. Average permintaan
adalah jumlah permintaan rata-rata dalam kurun waktu tertentu.
4. Buffer stock adalah
angka atau jumlah yang digunakan untuk mengantisipasi adanya perlonjakan
permintaan. Idealnya jumlah minimum stock gudang adalah aveage permintaan
ditambah buffer stock.
5. Uncertainty adalah
keadaan ketidakpastian pasar yang disiasati dengan manajemen persediaan.
Misalnya : jumlah barang dipemasok tidaak mencukupi jumlah permintaan barang di
pasar.
6. Seasonal adalah
keadaan permintaan barang menjadi tinggi dalam suatu kurun waktu tertentu.
7. Safety stock adalah
persediaan pengaman apabila penggunaan persediaan melebihi perkiraan.
b. Jenis Persediaan
Jenis persediaan menurut tingkatannya dalam proses produksi,
antara lain:
1. Persediaan barang jadi adalah persediaan yang tergantung pada
permintaan pasar (independent demand
inventory).
2. Persediaan barang setengah jadi dan bahan mentah adalah
persediaan yang ditentukan oleh tuntutan proses produksi dan bukan pada
keinginan pasar (dependent demand
inventory).
c. Fungsi Persediaan
Fungsi utama persediaan yaitu sebagai penyangga, penghubung antar
proses produksi dan distribusi untuk memperoleh efisiensi. Fungsi lain
persediaan yaitu sebagai stabilisator harga terhadap fluktuasi permintaan
persediaan setengah jadi (work in
process). Jika suatu produk tidak dapat berubah secara fisik tetapi
dipindahkan dari suatu tempat penyimpanan ke tempat penyimpanan lain,
persediaan disebut persediaan transportasi. Jumlah dari persediaan setengah
jadi dan persediaan transportasi disebut persediaan pipeline.
d. Faktor-faktor dalam
Penerapan Manajemen Persedian
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan
manajemen persediaan antara lain :
1. Biaya
Ada beberapa unsur biaya yang perlu diperhatikan dalam manajemen
persediaan, seperti yang ditulis oleh Freddy Rangkuti dalam buku Manajemen
Persediaan:
a. Biaya penyimpanan (holding
cost atau carrying cost)
yaitu terdiri
b. Biaya pemesanan atau pembelian (ordering cost atau procurement
cost).
c. Biaya penyiapan (manufacturing)
atau set-up cost.
d. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan (shortage costs)
3.
Perencanaan Agregat
Perencanaan agregat adalah penghubung antara perencanaan harian
atau penjadwalan dengan perencanaan jangka panjang. Untuk menyusun rencana
agregat, pertama-tama harus di temu-kenali arti penting dari pengukuran output.
Pengukuran dapat dilakukan dengan mudah bila produksi menghasilkan hanya satu
jenis produk, hal ini disebabkan karena output dihitung langsung dalam jumlah
unit yang dihasilkan. Tetapi rata-rata perusahaan menghasilkan beberapa macam
jenis produk sehingga perhitungan output menjadi hal yang tidak mudah. Dalam
lingkungan industri, pertimbangan perencanaan agregat mencakup persediaan,
penjadwalan, kapasitas, dan sumber daya (Hendra Kusuma, 2004:60).
Menurut Mohamad Syamsul Ma’arif dan
Hendri Tanjung (2006:412) perencanaan agregat memiliki karakteristik horizon
waktu sekitar 12 bulan, dengan memperbarui rencana secara berkala. Tingkat
agregate demand terdiri dari satu atau beberapa produk. Permintaan diasumsikan
berfluktuasi, tidak pasti, atau musiman. Terdapat kemungkinan berubahnya
variabel supply dan demand. Variasi sasaran manajemen yang mungkin adalah
inventory yang rendah, biaya yang rendah, hubungan pekerja yang baik, pelayanan
pelanggan yang baik, dan keluwesan untuk meningkatkan output mendatang. Dalam
perencanaan agregat, fasilitas dianggap tetap dan tidak dapat diperluas.
Dengan definisi luas tersebut, maka
tugas dan tanggung jawab perencanaan dipikul oleh 3 pihak pada umumnya. Pihak
pertama adalah eksekutif puncak yang bertugas dan bertanggung jawab dalam
perencanaan jangka panjang. Biasanya, jangka waktu lebih dari satu tahun ke
depan. Perencanaan yang dilakukan eksekutif puncak meliputi rencana produk
baru, rencana modal, dan rencana fasilitas.Pihak kedua adalah manajer operasi
yang bertugas dan bertanggung jawab dalam perencanaan jangka menengah.
Biasabya, jangka waktunya adalah 3 sampai dengan 18 bulan. Perencanaan yang
dilakukan manajer operasi meliputi rencana penjualan, rencana produksi dan
budget,menetapkan tenaga kerja, sediaan serta analisis rencana operasi. Pihak
ketiga adalah supervisor atau foreman yang bertugas dan bertanggung jawab dalam
perencanaan jangka pendek. Biasanya, jangka waktunya adalah 0 sampai 3 bulan ke
depan. Perencanaan yang dilakukan supervisor atau foreman meliputi penugasan,
pesanan, penjadwalan, dan pengiriman.
Tujuan Perencanaan Agregat
Perencanaan agregat bertujuan untuk
meminimumkan biaya dengan melakukan penyesuaian terhadap perencanaan di tingkat
produksi, tingkat tenaga kerja, dan tingkat persediaan, serta beberapa variabel
lain yang dapat dikendalikan.
Kombinasi optimal tersebut dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut (Maria dkk, 2011:156):
Kombinasi optimal tersebut dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut (Maria dkk, 2011:156):
a. Pengumpulan (Aggregation):
- Berfokus pada general course of action.
- Konsisten dengan tujuan strategik dan tujuanumumperusahaan.
- Rencana produksi dan staffing dikelompokan menurutpengelompokan besar, produk-produk yang sejenis, jasa-jasa, unit tenaga kerja maupun unit waktu.
b. Kelompok Produk (Product families):
Perusahaan dapat mengelompokkan produk/jasa ke dalam
kelompok-kelompok besar, dengan tujuan menghindari detail yang terlalu banyak
pada tahap-tahap proses perencanaan.
c. Tenaga kerja (Labor)
Perusahaan dapat mengelompokkan tenaga kerja melalui beberapa cara
(tergantung dari fleksibilitas tenaga kerja).
d. Waktu (Time)
Waktu perencanaan: jangka menengah, yaitu antara 3 bulan sampai
dengan 18 bulan. Biasanya perencanaan ini dilakukan secara bulanan atau
triwulanan.
4. Penjadwalan
Jangka Pendek
Definisi Penjadwalan
Pejadwalan produksi memiliki berbagai definisi, antara lain
sebagai berikut:
1. Menurut Morton dan
Pentico (1993) penjadwalan
yaitu proses pengorganisasian, pemilihan, dan pemberian waktu dalam penggunaan
sumber daya untuk melaksanakan aktivitas yang diperlukan dalam menghasilkan
output yang diinginkan, dengan memenuhi waktu yang ditetapkan dan
kendala-kendala hubungan antara waktu dan aktivitas.
2. Menurut Conway (1967)
penjadwalan merupakan proses pengurutan pembuatan produk secara menyeluruh pada
sejumlah mesin tertentu dan pengurutan didevinisikan sebagai proses pembuatan
produk pada suatu mesin tertentu.
3. Menurut Baker (1974)
penjadwalan yaitu proses pengalokasian sumbersumber untuk memilih sekumpulan
tugas dalam jangka waktu tertentu. Definisi yang diberikan Baker (1974) mengandung dua arti,
yaitu:
a. Penjadwalan merupakan fungsi pengambilan keputusan yaitu
menentukan jadwal (nilai praktis).
b. Penjadwalan merupakan suatu teori, yaitu sekumpulan prinsip-prinsip dasar,
model-model, teknik-teknik, dan kesimpulan-kesimpulan logis dalam
proses pengambilan keputusan yang memberikan pengertian dalam fungsi
penjadwalan (nilai konseptual).
Keputusan
yang dibuat dalam penjadwalan meliputi:
a. Pengurutan pekerjaan (sequencing)
b. Waktu mulai dan selesai pekerjaan (timing)
c. Urutan proses suatu pekerjaan (routing)
Persoalan penjadwalan timbul
apabila beberapa pekerjaan akan dikerjakan secara bersamaan, sedangkan sumber
yang dimiliki terbatas. Input dari suatu penjadwalan mencakup jenis dan
banyaknya part yang akan
dioperasi, urutan ketergantungan antar operasi, waktu proses untuk
masing-masing operasi, serta fasilitas yang dibutuhkan oleh setiap operasi.
Sedangkan output dari penjadawalan meliputi dispatch list, yaitu daftar yang menyatakan urutan pemrosesan part serta waktu mulai dan selesai
dari pemrosesan part.
Tujuan Penjadwalan
Tujuan penjadwalan, adalah sebagai berikut:
1. Menurut Baker (1974),
tujuan penjadawalan umumnya adalah sebagai berikut:
-
Meningkatkan
produktifitas mesin, yaitu dengan mengurangi waktu mesin menganggur.
-
Mengurangi
persediaan barang setengah jadi dengan jalan mengurangi jumlah
rata-rata pekerjaan yang menunggu dalam antrian suatu mesin
karena mesin tersebut sibuk.
-
Mengurangi
keterlambatan suatu pekerjaan. Setiap pekerjaan mempunyai batas
waktu (due date) penyelesaian,
jika pekerjaan tersebut diselesaikan melewati
batas waktu yang ditentukan maka pekerjaan tersebut dinyatakan terlambat.
Dengan metoda penjadwalan maka keterlambatan ini dapat dikurangi,
baik waktu maupun frekuensi.
2. Menurut Narasimhan (1985),
penjadwalan yang baik seharusnya simpel, mudah dimengerti dan dapat
dilaksanakan oleh pihak manajemen dan oleh siapapun yang menggunakannya.
Aturan-aturan penjadwalan seharusnya cukup kuat tetapi mempunyai tujuan yang realistis sehingga cukup flexibel untuk memecahkan masalah
yang tidak terprediksi sebelumnya dan membolehkan satu perencanaan ulang.
Element penjadwalan
Penjadwalan mempunyai element-element penting yang harus
diperhatikan seperti
job, operasi, mesin, serta hubungan yang terjadi diantaranya:
Output dan Input Sistem Penjadwalan
Output Sistem Penjadwalan
Untuk memastikan bahwa suatu aliran kerja yang lancar melalui
tahapan produksi, maka sistem penjadwalan harus membentuk aktivitas-aktivitas output sebagai berikut:
a. Pembebanan (loading),
Pembebanan melibatkan penyesuaian kebutuhan kapasitas untuk order-order yang diterima atau
diperkirakan dengan kapasitas yang tersedia. Pembebanan dilakukan dengan
menugaskan order-order pada
fasilitas-fasilitas, operator-operator, dan peralatan tertentu.
b. Pengurutan (sequencing)
Pengurutan ini merupakan penugasan tentang order-order mana yang diprioritaskan untuk diproses dahulu bila
suatu fasilitas harus memproses banyak job.
c. Prioritas Job (dispatching)
Prioritas job merupakan
prioritas kerja tentang job-job mana
yang diseleksi dan diprioritaskan untuk diproses.
d. Pengendalian kinerja penjadwaan, dilakukan dengan:
-Meninjau kembali status order-order
pada saat melalui sistem tertentu.
-Mengatur kembali urutan-urutan.
e. Up-dating Jadwal,
dilakukan sebagai refleksi kondisi operasi yang terjadi dengan merevisi prioritas-prioritas.
Input Sistem Penjadwalan
Pekerjaan-pekerjaan yang
berupa alokasi kapasitas untuk order-order,
penugasan prioritas job, dan
pengendalian jadwal produksi membutuhkan informasi terperinci, dalam
informasi-informasi tersebut akan menyatakan input dari sistem penjadwalan.
Pada bagian ini, kita harus
menentukan kebutuhan-kebutuhan kapasitas dari order-order yang dijadwalkan dalam hal macam dan jumlah sumber
daya yang digunakan. Untuk produk-produk tertentu, informasi ini diperoleh dari
lembar kerja operasi (berisi ketrampilan dan peralatan yang dibutuhkan, waktu
standar,dll) dan BOM (berisi kebutuhan-kebutuhan akan komponen, sub komponen,
dan bahan pendukung). Kualitas dari keputusan-keputusan penjadwalan sangat
dipengaruhi oleh ketepatan estimasi
input-input diatas.
Metode Yang Digunakan
Pengolahan data yang dilakukan pada Bab 4 menggunakan aturan
prioritas (priority dispathing rules) dengan menggunakan 5 (lima) metode yaitu:
1. Shortest Processing
Time (SPT)
2. Longest Processing Time
(LPT)
3. Earliest Due Date
(EDD)
4. Earliest Due Date With
Hodgson Algoritm
5. Weight Shortest
Processing Time (WSPT)
1.Shortest Processing Time (SPT)
Pada pekerjaan yang
mempunyai batas waktu, penjadwalan ditujukan untuk meminimalkan rata-rata keterlambatan
yang mungkin terjadi. Aturan ini dapat meminimalkan rata-rata kelambatan.
angkah penjadwalan dengan pendekatan SPT, adalah:
- Urutkan pekerjaan berdasarkan waktu proses terkecil
- Hitung waktu penyelesaian pekerjaan tersebut (completion time), yaitu total proses
sebelum pekerjaan ditambah dengan waktu proses pekerjaan itu sendiri.
- Hitung kelambatan masing-masing pekerjaan.
- Hitung rata-rata kelambatan.
2.Longest Processing Time (LPT)
Proses pengerjaan job pada Longest Processing Time, adalah
tugas-tugas yang mempunyai waktu proses terpanjang dipilih terlebih dahulu.
Adapun langkah penjadwalannya adalah:
- Urutkan n pekerjaan berdasarkan waktu proses terpanjang.
- Buat penjadwalan sesuai hasil LPT, berurutan pada masing-masing
mesin.
- Sesudah selesai dijadwalkan, bentuk penjadwalan akhir pada
masingmasing prosesor dengan aturan SPT.
3. Earliest Due Date (EDD)
Proses pengerjaan job pada Earliest Due Date, dilakukan dengan
mengerjakan job dengan due date yang
paling awal (kecil) dijadwalkan pada urutan yang pertama.
Adapun langkah penjadwalannya adalah:
- Urutkan pekerjaan berdasarkan EDD (Earliest Due Date) atau batas
waktu
terawal/pendek.
- Terapkan hasil EDD pada masing-masing prosesor secara berurutan.
4. Earliest Due Date With Hodgson Algoritm
Aturan Algoritma Hodgson
membantu untuk mencari jumlah minimal pekerjaan yang
terlambat pada operasi dengan satu prosesor.
Prosedurnya: (Algoritma
Hodgson)
- Bertujuan untuk mengurangi jumlah job yang terlambat.
Tahap I : Urutkan job berdasarkan
EDD, nyatakan sebagai set job E.
Tahap II : Jika tidak ada job
yang terlambat pada E, penjadwalan tersebut
sudah optimal, jika tidak, job yang
pertama terlambat, nyatakan sebagai job
ke k.
Tahap III : Pilih job yang
memiliki processing time yang terpanjang diantara
k job dan pindahkan job tersebut ke set T, sesuaikan waktu
penyelesaian untuk semua job,
kembali ke tahap II.
5. Weight Shortest Processing Time (WSPT)
- Bertujuan untuk meminimalkan rata-rata kelambatan pada satu
prosessor.
- Pendekatan WSPT digunakan karena mungkin saja terjadi
masing-masing pekerjaan mempunyai arti penting yang berbeda. (misalnya dengan
nilai penalti yang berbeda), sehingga digunakan pembobotan pada masing-masing pekerjaan
untuk membantu penjadwalannya.
- Langkah penjadwalan dengan pendekatan WSPT:
1. Beri bobot pada masing-masing pekerjaan
2. Hitung nilai
3. Urutkan pekerjaan berdasarkan nilai no.2 mulai dari yang
terkecil ke nilai
terbesar.
4. Hitung waktu alir rata-rata pembobotan.
5.Pemeliharaan (Maintenance)
Definisi
Pemeliharaan
Pemeliharaan
mesin merupakan hal yang sering dipermasalahkan antara bagian pemeliharaan dan
bagian produksi. karena bagian pemeliharaan dianggap yang memboroskan biaya,
sedang bagian produksi merasa yang merusakkan tetapi juga yang membuat uang
(Soemarno, 2008).
Pada umumnya sebuah produk yang dihasilkan
oleh manusia, tidak ada yang tidak mungkin rusak, tetapi usia penggunaannya
dapat diperpanjang dengan melakukan perbaikan yang dikenal dengan pemeliharaan
(Corder, Antony, K. Hadi, 1992). Oleh karena itu, sangat dibutuhkan kegiatan
pemeliharaan yang meliputi kegiatan pemeliharaan dan perawatan mesin yang
digunakan dalam proses produksi.
Menurut
Jay Heizer dan Barry Render, (2001) dalam bukunya “operations Management” pemeliharaan adalah : “all activities involved in keeping a
system’s equipment in working order”. Artinya: pemeliharaan adalah
segala kegiatan yang di dalamnya adalah untuk menjaga sistem peralatan agar
bekerja dengan baik.
Tujuan Pemeliharaan
Sedangkan Menurut
Sofyan Assauri, 2004, tujuan pemeliharaan yaitu :
1) Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana
produksi,
2) Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu,
3) Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar
batas dan menjaga modal yang di investasikan tersebut,
4) Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan
melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien,
5) Menghindari
kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja.
Fungsi
Pemeliharaan
Menurut
pendapat Agus Ahyari, (2002) fungsi pemeliharaan adalah agar dapat
memperpanjang umur ekonomis dari mesin dan peralatan produksi yang ada serta
mengusahakan agar mesin dan peralatan produksi tersebut selalu dalam keadaan
optimal dan siap pakai untuk pelaksanaan proses produksi.
Keuntungan-keuntungan
yang akan diperoleh dengan adanya pemeliharaan yang baik terhadap mesin, adalah
sebagai berikut :
1) Mesin dan peralatan produksi yang ada dalam perusahaan yang
bersangkutan akan dapat dipergunakan dalam jangka waktu panjang,
2) Pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan
berjalan dengan lancar,
3) Dapat menghindarkan diri atau dapat menekan sekecil mungkin
terdapatnya kemungkinan kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan peralatan produksi
selama proses produksi berjalan,
4) Peralatan produksi yang digunakan dapat berjalan stabil dan baik, maka
proses dan pengendalian kualitas proses harus dilaksanakan dengan baik pula,
5) Dapat dihindarkannya kerusakan-kerusakan total dari mesin dan
peralatan produksi yang digunakan,
6) Apabila mesin
dan peralatan produksi berjalan dengan baik, maka penyerapan bahan baku dapat
berjalan normal,
7) Dengan adanya
kelancaran penggunaan mesin dan peralatan produksi dalam perusahaan, maka
pembebanan mesin dan peralatan produksi yang ada semakin baik.
Jenis-jenis
Pemeliharaan
Secara umum,
ditinjau dari saat pelaksanaan Pekerjaan pemeliharaan dikategorikan dalam dua
cara (Corder, Antony, K. Hadi, 1992), yaitu :
1. Pemeliharaan
terencana (planned maintenance)
2. Pemeliharaan
tak terencana (unplanned maintenance)
6.
Manajemen rantai pasokan
Rantai Pasok adalah upaya-upaya yang
dilakukan oleh perusahaan secara terintegrasi untuk meningkatkan efesiensinya
melalui mata rantai supplier yang
terkait, mulai dari supplier awal
(raw material supplier) hingga
pelanggan akhir (end customer).
Upaya ini dilakukan dengan meningkatkan komunikasi dan kerjasama yang lebih
baik dalam setiap kaitan rantai perusahaan, yang terlibat dalam penciptaan
produk (Sobarsa, 2009: p.110).
Menurut
Pujawan (2005) Rantai Pasok adalah
jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk
menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir.
Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya termasuk supplier, pabrik, distributor, toko atau retailer, serta perusahaan-perusahaan pendukung seperti
perusahaan jasa logistik. Pada suatu supply
chain biasanya ada 3 macam aliran yang harus dikelola. Pertama adalah
aliran barang yang mengalir dari hulu (upstream)
ke hilir (downstream).
BAB III
PEMBAHASAN
Kunjungan:
Hari, tanggal : Selasa, 22 Desember 2015
Pabrik : PT Yakult
Lokasi : Kawasan
Industri Indolakto Desa Pasawahan, Cicurug Sukabumi,
Jawa Barat
3.1
Peramalan
METODOLOGI
Menurut
(Yong Wang, 2011) Trend adalah rata-rata perubahan (biasanya tiap tahun) dalam
jangka panjang. Trend musiman adalah rata-rata perubahan tiap musim dalam
jangka panjang. Dalam metode trend musiman diperlukan langkah-langkah antara
lain yaitu:
3.1.1 Membuat tabel rata-rata bergerak
Menurut
( Pangestu Subagyo, 1986) dalam metode rata-rata bergerak ini, mula-mula dicari
rata-rata bergerak dari data historis dan setelah itu kita tentukan indeks
musimannya.Prosedur perhitungannya sebagai berikut.
a.
Susunlah data historis yang ada ke dalam tabel
pada kolom 1 menyatakan tahun, kolom 2 menyatakan periode musiman (kuartalan),
kolom 3 menyatakan data yang ada;
b. Hitunglah jumlah bergerak selama satu tahun dan
letakkan hasilnya pada kolom 4 pada pertengahan data;
c. Hitunglah rata-rata bergerak dengan membagi pada
kolom 4 dengan 4 dan meletakkan hasilnya pada kolom 5;
d. Hitunglah rata-rata bergerak pusat dengan
menjumlahkan 2 periode pada kolom 5 kemudian dibagi2, letakkan hasilnya pada
kolom 6 pada pertengahan 2 periode;
e. Hitung indeks musiman dengan membagi data asli
dengan rata-rata bergerak pusatnya, letakkan hasilnya pada kolom 7;
f. Indeks musiman tersebut kita susun pada tabel
indeks di bagi menurut tahun dan periode musiman yang dikehendaki;
g. Kita lihat satu persatu menurut musim pada tahun
tersebut lalu jumlahkan menurut musimnya;
h. Kita cari rata-rata tiap musimnya,setelah itu
jumlahkan rata-rata tiap musimnya tersebut;
i. Indeks setiap triwulan (kuartalan) dapat dihitung
dengan rumus
3.1.2 Membuat tabel Deseasonalizing
Prosedur pembuatan tabel
deseasonalizing adalah sebagai berikut (Pangestu Subagyo, 1986).
1.
Susunlah data historis yang ada ke dalam tabel pada kolom 2 menyatakan periode
musiman (kuartalan), kolom 3 menyatakan data yang ada, kolom 4 menyatakan
indeks setiap musim;
2.
Hitung deseasonalizing (y) dengan cara membagi data yang ada dengan indeks
musimnya, letakkan hasilnya pada kolom 5,
3.
Nyatakan kolom 6 urutan musim tiap tahun (t),
4.
Kalikan t dan y, letakkan hasilnya pada kolom 7,
5.
Kuadratkan t, letakkan hasilnya pada kolom 8.
3.1.3
Model Trend Musiman
Model Trend
musiman merupakan pola yang berulang-ulang dalam selang
waktu yang tetap dan
umumnya tidak lebih dari satu tahun. Apabila dalam data hanya terdapat pola
musiman, adanya faktor musim dapat dilihat dari grafik fungsi autokorelasinya
atau dari perbedaan lag autokorelasinya. Namun, jika data tidak hanya
dipengaruhi pola musiman, tetapi juga dipengaruhi pola trend, maka pola musiman
tidak mudah untuk diidentifikasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data Jumlah Yakult yang Tahun 2010 - April 2013
(Tiap Kuartal).
Tabel 1. Tabel penjualan produksi yakult
Tahun
|
Kuartal
|
Yakult yang Terjual
|
2010
|
Kuartal 1
|
6.750
|
Kuartal 2
|
7.200
|
|
Kuartal 3
|
7.650
|
|
Kuartal 4
|
8.100
|
|
2011
|
Kuartal 1
|
7.650
|
Kuartal 2
|
8.100
|
|
Kuartal 3
|
8.550
|
|
Kuartal 4
|
9.000
|
|
2012
|
Kuartal 1
|
8.100
|
Kuartal 2
|
9.000
|
|
Kuartal 3
|
11.250
|
|
Kuartal 4
|
11.700
|
|
2013
|
Kuartal 1
|
8.600
|
Peramalan
Penjualan Produksi yakult
Berdasarkan langkah pada subbab 2.1, subbab 2.2, dan
subbab 3 maka hasil perhitungan dari motede trend musiman dapat disajikan
sebagai berikut. Peramalan penjualan produksi roti bolu menggunakan metode
trend musiman. Hasil peramalan model trend musiman yakult Σy= 111.528,96, Σty=
830.446,19 Σt= 91, Σ t2= 819, diperoleh ̂= 8.387+27.315t sehingga diperoleh
model ramalan yakult untuk satu bulan ̂ = 8.387+27.315t dikali (Mt yakult)/3.
3.2
Manajemen Persediaan
PT Yakult menghasilkan
produk dalam volume tinggi tetapi variasi rendah. Strategi proses yang dipilih
adalah focus pada produk. PT Yakult hanya memiliki satu jenis produk. Selain
itu juga, peralatan yang digunakan memiliki fungsi yang khusus dan pesanan
serta panduan kerja sedikit karena semua sudah terstandarisasi. Hal ini
terbukti dengan adanya Standar Operasional Prosedur kerja bagi karyawan
perusahaan.
Dalam pembuatan Yakult, bahan baku
yang digunakan adalah bakteri, susu bubuk, glukosa, dan air. Sedangkan bahan
yang digunakan untuk membuat botolnya adalah polysteren, dan tutupnya dibuat
menggunakan aluminium foil. Bahan-bahan tersebut didapatkan dari berbagai macam
sumber, seperti misalnya air didapatkan dari mata air gunung gede. Untuk
menghasilkan Yakult, perusahaan melakukan beberapa tahap proses produksi :
1. Pembibitan : proses pembibitan ini
dilakukan secara manual. Saat pembibitan, susu bubuk disteril sehingga warnanya
berubah menjadi coklat. Kemudian suhunya didinginkan dan dimasukkan ke tempat
penampungan besar dan didiamkan selama satu hari.
2. Fermentasi : pada tahap ini gula
mengalami proses HTST (High Temper Short Time), dan susu mengalami proses UHT (
Ultra High Temper). Waktu penampungan saat fermentasi adalah tujuh hari.
3. Pencampuran gula dan air : pada tahap
ini, gua dan air di mix menjadi satu. Media yang digunakan adalah mesin yang
berfungsi mengaduk gula pasir dan air sampai membentuk gumpalan-gumpalan halus.
Hasil dari tahap ini adalah yakult konsentrat, kemudian dimasukkan ke blending
pump dan ditambahkan air dan hasil akhirnya adalah yakult.
4. Proses pencetakan botol menggunakan 15 mesin. Setiap
mesin menghasilkan 18 botol, sehingga dalam satu jam dapat menghasilkan 11.000
botol.
5. Penyimpanan botol dilakukan dengan
filter udara.
6. Pada tahap terakhir ini menggunakan banyak sekali
mesin, diantaranya adalah selector mesin dan mesin printing. Semua botol akan
diisi yakult dan ditutup dan kemudian diseleksi.
7. Pengemasan : terdiri dari proses
packing, repacking, dan mesin akan menyusun produk akhir.
PT Yakult juga menggunakan strategi
tata letak sel kerja, dimana mengorganisasikan ulang tenaga kerjanya dan mesin
yang biasanya tersebar pada departemen beragam sehingga dapat memusatkan
perhatian dalam membuat suatu produk yang saling berkaitan. PT Yakult memproduksi
suatu produk yang mempunyai karakteristik sama dan memungkinkan untuk diproses
dalam sel kerja tertentu.
Perencanaan kapasitas PT Yakult mempertimbangkan empat hal,
yaitu peramalan permintaan secara akurat, adanya perubahan teknologi dan peningkatan
kapasitas, tingkat operasi yang optimal, dan adanya perubahan-perubahan lain.
PT Yakult memiliki kapasitas yaitu sekitar 3.300.000 botol/ hari. Namun
produksi yang dilakukan setiap harinya dapat berubah sesuai dengan permintaan
yang ada.
3.3
Perencanaan Agregat dan Material Requirement Planning
Perencanaan agrerat adalah perencanaan kapasitas
jumlah dan waktu produksi dalam jangka menengah yaitu dua sampai dua belas
bulan.
3.3.1 Input perencanaan
agrerat PT. Yakult
Sumber
Daya
Sumber daya manusia yang di kelola PT yakult sebagai
tenaga kerja merupakan tenaga kerja yang diperoleh dari proses rekruitmen
dengan syarat tertentu sesuai dengan bagian. Jenjang pendidikan untuk tenaga
kerja adalah lulusan SMA. Bagian terdiri dari bagian produksi dan bagian
kantor. Peneriamaan tenaga kerja melalui tahap rekrutmen kemudian di lakukan
training selama tiga bulan untuk menjadi tenaga kerja tetap. Tenaga kerja yang
memiliki usia diatas 56 tahun akan dipensiunkan dengan mendapat dana pensiun
sesuai kebijakan pemerintah. Proses pemberhentian tenaga kerja dalam bentuk
apapun mengikuti kebijakan pemerintah.
Sedangkan fasilitas pabrik PT. Yakukt memiliki
sistem sendiri untuk menjalankan sebuah mesin yaitu dengan memanfaatkan sebuah
perangkat yang dapat mengakses mesin agar mesin tersebut dapat bekerja dengan
baik dan teratur. Perangkat itu adalah Programmable Logic Controller. Selain
itu, PT Yakult telah menjadwalkan perbaikan setiap mesin pada saat awal
pembeliannya, yaitu sekitar enam bulan sekali dan juga adanya perencanaan
pergantian mesin secara berkala. PT. Yakult juga memiliki Ruang kendali mutu
Mikrobiologi. Di ruangan ini mikrobiologi diuji sesuai dengan standar Yakult.
Apabila semua pengecekan kualitas mutu telah sesuai dengan standar yang
di inginkan, maka produk Yakult siap dipasarkan.
a) Peramalan
Permintaan
Peramalan permintaan dengan melakukan survey langsung kepada pasar oleh
bagian penjualanan untuk mengetahui berapa jumlah permintaan yang akan terjadi.
Produksi dilakukan sesuai dengan permintaan. Produk dipasarkan menggunakan
penjualan langsung dan yakult lady.
b)
Kebijakan
Sistem kerja yang dilakukan menggunakan shift kerja dengan dua shif
masing masing memiliki delapan jam kerja. Gaji yang diberikan untuk karyawan
bagian produksi mengikuti UMR Sukabumi.
c) Biaya –
Biaya
Biaya biaya muncul dari kegiatan produksi, oprasi,
distribusi, dan seluruh kegiatan dalam menciptakan produk hingga sampai ke
tangan pengguna akhir.
3.3.2 Output perencanaan
agrerat
a. Biaya
total perencanaan
b. Tingkat
perencanaan yang diperkirakan. Kegiatan produksi dilakukan sesuain dengan
peramalan penjualan yang dilakukan.
1. Strategi
Perencanaan Agregat
PT. Yakult menggunakan kombinasi
strategi pilihan kapasitas dan campuran. Ketika permitaan terhadap Yakult
meningkat biasanya terjadi pada musim kemarau dan hari raya lebaran makan PT.
Yakult meningkatkan produksinya. Ketika permintaan sedang turun maka PT. Yakult
mengurangi tingkat produksinya. Produksi dilakukan sesuai dengan permalan
permintaan. Untuk menghindari kelebihan ataupun kekurangan produk. Tenaga kerja
tetap karena produksi dilakukan oleh mesin sehingga tidak mempengaruhi jumlah
tenaga kerja ketika terjadi perubahan permintaan. Setiap produk yakult hanya
memiliki waktu 40 hari untuk dapat dikonsumsi. Apabila suatu produk telah
mendekati waktu kadaluarsa maka produk akan di oper ke pasar lain yang memiliki
jumlah permintaan yang lebih besar.
2. Bill
Of Material
3.4
Penjadwalan Jangka Pendek
Penjadwalan jangka pendek menyatakan waktu
penggunaan dari mesin, peralatan, fasilitas, dan aktivitas SDM. Penjadwalan
yang efektif melakukan penghematan biaya, peningkatan produktivitas, dan
peningkatan keunggulan bersaing.
1. Teknik
Penjadwalan
Penjadwalan
maju
Penjadwalan maju dari PT Yakult diawali
ketika permintaan diketahui. Untuk mengetahui permintaan produk dilakukan
survey permintaan di seluruh tempat penjualan yakult baik dengan penjualan
langung ataupun yakult lady, setelah diketahui jumlah permintaan produk dirancang untuk menghasilkan produk dengan
jumlah dan waktu yang telah diramalkan. Setelah di produksi yakult dipasarkan
dengang penjualan langsung dan yakult lady. Yakult harus tetap pada suhu rendah
agar bakteri yakult tetap hidup, oleh karena itu yakult di distribusikan
menggunakan mesin pendingin hingga sampai ke tangan pengguna akhir dan siap di
konsumsi.
Penjadwalan
mundur
Penjadwalan dimulai dari operasi
yang terakhir dilakukan yanitu pemasaran hingga ketangan konsumen, lalu mundur
ke bagian produksi, dan peramalan permintaan.
2.
Untuk membuat Yakut ada beberapa
tahap yang harus dilewati. Berikut adalah proses pembuatan Yakult berdasarkan
urutan ruangnnya:
-
Ruang pembibitan
Proses
pembibitan ini dilakukann secara manual. Saat pembibitan susu bubuk disteril
sehingga warnanya berubah menjadi coklat. Kemudian suhunya didinginkan dan
dimasukkan ke tempat penampungan besar dan didiamkan selama satu hari
(fermentasi). Selama proses fermentasi
gula mengalami proses HTST
(High Temperature Short Time), dan susu mengalami proses UHT (Ultra High Temperature). Waktu
penampungan saat fermentasi ialah tujuh hari dengan suhu 37oC.
-
Ruang pelarutan
Diruang ini
susu bubuk skim dan glukosa di larutkan dan di strerilkan kemudian di kirim
ketangki Kultur.
-
Ruang pengkulturan bakteri
Di tangki ini bibit L.Casei Shirota Strain dikulturkan untuk mendapatkan
jumlah bakteri yang ditentukan dan merupakan ciri khas dari Yakult yaitu
sekitar 6,5 Miliyar. Satu tangki di ruangan ini mampu menampung sekitar 1800
Liter. Tangki ini terlebih dahulu disterilkan dan kemudian di masukkan Susu
bubuk + glukosa + bibit yang sudah difermentasi tadi. Kemudian tangki ini
difermentasi lagi selama 1 minggu dengan suhu tangki sekitar 37oC.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan asam Yakult (asam laktat).Hasil fermentasi
ini akan berupa susu gumpalan oleh karena itu harus dihaluskan terlebih dahulu
dengan ditambahkan sirup dan sukrosa + air.
-
Ruang pencampuran
Di ruang
ini terdapat tangki dengan kapasitas
32.00 Liter. Tangki ini digunakan untuk menyatukan/mencampur semua bahan yang
diatas tadi seperti kultur bakteri L.casei
+ susu bubuk + glukosa + sirup dan larutan steril sehingga menjadi Yakult konsetrat. Seperti yang telah dijelaskan,
hasil pencampuran ini menghasilkan susu yang menggumpal oleh karena itu di tank
ini hasil pencampuran tadi akan ditambahkan air agar menjadi cair.
-
Mesin pembuat botol
Untuk
menjaga kehigienitasnya, maka proses pembuatan botol dilakukan sendiri oleh
Yakult Indonesia. Mesin pencetak botol ini mampu mencetak 1100 botol/jam
dengan menggunakan bahan baku Polistirena resin berkualitas tinggi. Pembuatan
ini menggunakan sistem Injection Blowmoulding. Setelah jadi botol ini akan
dikirim ke tempat penampungan botol dengan menggunakan angin yang telah
disterilkan.
-
Tangki penampung botol
Tangki
berbahan stenlis steel ini memiliki kapasitas 555.000 botol. Tangki ini
berhubungan dengan mesin penangkap botol.
-
Mesin penangkap botol
Mesin ini
berfungsi untuk mendirikan botol-botol yang berjalan diatas konveier. Selain
itu di mesin ini botol-botol yang telah di produksi tadi dibersihkan dari debu
yang menempel.
-
Pembotolan
Selanjutnya
minuman Yakult sudah siap diisi ke dalam botol. Di botol tersebut juga dicetak
semua informasi yang ada seperti kandungan nutrisi, tanggal kadaluwarsa, dll.
Botol Yakult di tutup degan sistem hampa udara menggunakan aluminium foil.
Semua proses ini dilakukan secara otomatis. Dalam sekali produksi, mesin ini
mampu menghasilkan 45.000 botol.
-
Mesin pengemasan
Mesin ini
mengemas 5 botol Yakult menjadi 1 pack multi dan selanjutnya di pack 10 pack
multi sehingga satu kemasan berisi 50 botol. Ada 2 jenis warna kemasan Yakult.
Biru untuk sistem distribusi Yakult Lady yaitu dari rumah ke rumah, sedangkan
yang Putih untuk sistem direct sales seperti penjualan ke toko atau swalayan.
-
Mesin pembawa Pallet
Mesin ini
membawa pallet kosong dari ruang pembersihan palet ke ruang packing. Mesin ini
mampu menampung 10.000 botol yakult yang siap dibawa ke Cold Room.
-
Cold room
Diruangan
ini Yakult di simpan terpisah berdasarkan warna Packingnya. Yakult menerapkan
sistem FIFO yaitu First in First out. Ruangan yang bersuhu 5oC ini mampu menyimpan 2.700.000 botol.
-
Delivery
Cara
pengiriman Yakult menggunakan mobil yang dilengkapi pendingin. Yakult ini
kemudian dikirim ke berbagai cabang di seluruh Indonesia.
-
Ruang kendali mutu
Di ruangan ini
akan dilakukan sampling dari hasil
produk Yakult tadi. Hal ini bertujuan untuk pengecekan mutu dan keamanan. Di
ruangan ini juga dilakukan pengujian dan pengendalian mutu yang dilakukan mulai
dari pemilihan bahan baku selama proses berlangsung sampai pada berakhirnya
masa kadaluwasa Yakult.
-
Ruang kendali mutu Mikrobiologi
Di ruangan ini mikrobiologi diuji sesuai dengan standar Yakult. Apabila
semua pengecekan kualitas mutu telah sesuai dengan standar yang di inginkan,
maka produk Yakult siap dipasarkan.
3.5
Pengendalian Proses Produksi: Pemeliharaan dan Keandalan
Pengendalian produksi adalah berbagai kegiatan dan
metode yang digunakan oleh manajemen perusahaan untuk mengelola, mengatur,
mengkoordinir, dan mengarahkan proses produksi (peralatan, bahan baku, mesin,
tenaga kerja) kedalam suatu arus aliran yang memberikan hasil dengan jumlah
biaya yang seminimal mungkin dan waktu yang secepat mungkin.
Pengendalian produksi yang
dilaksanakan pada perusahaan yang satu dengan yang perusahaan yang lain
akan berbeda-beda tergantung pada sistem kebijaksanaan perusahaan yang
digunakan. Pengendalian produksi dapat dilakaukan:
-
Order Control: Perusahaaan yang
beroperasi berdasarkan pesanan dari konsumen sehingga kegiatan operasionalnya
juga tergantung pada pesanan tersebut.
-
Follow Control: Perusahaan
yang beroperasi untuk menghasilkan produk standar sehingga sebagian
produk merupakan produk untuk persediaan dalam jumlah besar.
Pengendalian keduanya bertujuan sama
bagaimana jangka waktu arus material apakah sudah sesuai dengan yang
direncanakan demikian juga bagaimana transportasi dari pabrik proses produksi)
ke gudang dan dari gudang ke tempat penyimpanan. Sasaran pemeliharaan dan
keandalan adalah mempertahankan kapabilitas sistem. Pemeliharaan mencakup semua
aktivitas yang berkaitan dengan menjaga semua peralatan sistem tetap dapat
bekerja. Keandalan adalah peluang sebuah komponen mesin akan berfungsi dengan
benar selama waktu tertentu dan kondisi-kondisi tertentu.
3.5.1
Perencanaan Produksi
PT Yakult menghasilkan produk dalam
volume tinggi tetapi variasi rendah. Strategi proses yang dipilih adalah focus
pada produk. PT Yakult hanya memiliki satu jenis produk. Selain itu juga,
peralatan yang digunakan memiliki fungsi yang khusus dan pesanan serta panduan
kerja sedikit karena semua sudah terstandarisasi. Hal ini terbukti dengan
adanya Standar Operasional Prosedur kerja bagi karyawan perusahaan.
Dalam pembuatan Yakult, bahan baku
yang digunakan adalah bakteri, susu bubuk, glukosa, dan air. Sedangkan bahan
yang digunakan untuk membuat botolnya adalah polysteren, dan tutupnya
dibuat menggunakan aluminium foil. Bahan-bahan tersebut didapatkan dari
berbagai macam sumber, seperti misalnya air didapatkan dari mata air gunung
gede. Untuk menghasilkan Yakult, perusahaan melakukan beberapa tahap proses
produksi :
1.
Pembibitan : proses pembibitan ini
dilakukan secara manual. Saat pembibitan, susu bubuk disteril sehingga warnanya
berubah menjadi coklat. Kemudian suhunya didinginkan dan dimasukkan ke tempat
penampungan besar dan didiamkan selama satu hari.
2.
Fermentasi : pada tahap ini gula
mengalami proses HTST (High Temper Short Time), dan susu mengalami
proses UHT ( Ultra High Temper). Waktu penampungan saat fermentasi
adalah tujuh hari.
3.
Pencampuran gula dan air : pada
tahap ini, gua dan air di mix menjadi satu. Media yang digunakan adalah mesin
yang berfungsi mengaduk gula pasir dan air sampai membentuk gumpalan-gumpalan
halus. Hasil dari tahap ini adalah yakult konsentrat, kemudian dimasukkan ke
blending pump dan ditambahkan air dan hasil akhirnya adalah yakult.
4.
Proses pencetakan botol menggunakan
15 mesin. Setiap mesin menghasilkan 18 botol, sehingga dalam satu jam dapat
menghasilkan 11.000 botol.
5.
Penyimpanan botol dilakukan dengan
filter udara.
6.
Pada tahap terakhir ini menggunakan
banyak sekali mesin, diantaranya adalah selector mesin dan mesin printing.
Semua botol akan diisi yakult dan ditutup dan kemudian diseleksi.
7.
Pengemasan : terdiri dari proses packing,
repacking, dan mesin akan menyusun produk akhir.
PT Yakult juga menggunakan strategi tata letak sel
kerja, dimana mengorganisasikan ulang tenaga kerjanya dan mesin yang biasanya
tersebar pada departemen beragam sehingga dapat memusatkan perhatian dalam
membuat suatu produk yang saling berkaitan. PT Yakult memproduksi suatu produk
yang mempunyai karakteristik sama dan memungkinkan untuk diproses dalam sel
kerja tertentu.
Perencanaan kapasitas
PT Yakult mempertimbangkan empat hal, yaitu peramalan permintaan secara akurat,
adanya perubahan teknologi dan peningkatan kapasitas, tingkat operasi yang
optimal, dan adanya perubahan-perubahan lain. PT Yakult memiliki kapasitas yaitu
sekitar 3.300.000 botol/ hari. Namun produksi yang dilakukan setiap harinya
dapat berubah sesuai dengan permintaan yang ada.
3.5.2
Pengendalian Produksi
Penanganan persediaan bahan baku
merupakan salah satu masalah bagi PT Yakult sehingga dibutuhkan strategi yang
tepat untuk penanganan agar tidak terjadi kelebihan serta kekurangan bahan
baku. Perusahaan harus dapat mengelola persediaan yang dimiliki sebaik
mungkin sesuai dengan kebijakan-kebijakan manajemen perusahaan. Untuk menjamin
agar pengelolaan persediaan sesuai dengan kebijakan manajemen perusahaan, maka
dibutuhkan suatu system yang mampu menjamin tercapainya tujuan perusahaan.
System akuntansi persediaan bahan baku merupakan hal yang sangat penting untuk
penanganan masalah ini.
Perusahaan Yakult mempunyai beberapa
tipe persediaan yaitu produk jadi, persediaan produk dalam proses, dan
persediaan bahan habis pakai. PT Yakult menggunakan system dalam menjalankan
operasi perusahaannya, tujuannya agar perusahaan dapat mencapai tingkat
laba yang diinginkan. Sedangkan tujuan dari system persediaan bahan baku adalah
agar proses penyediaan bahan baku berjalan lancer. Penerapan system persediaan
bahan baku membuat perusahaan mendapatkan manfaat yang besar yaitu adanya
keteraturan penyediaan bahan baku sehingga tanggung jawab lebih terkontrol.
3.5.3
Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu merupakan
pengawasan terhadap kualitas yang dilakukan pada setiap tahap proses pembuatan
produk, mulai dari tahap bahan baku yang datang sampai dengan produk jadi yang siap
untuk dikonsumsi. Pengawasan mutu PT Yakult dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
1.
Pengawasan mutu bahan baku
Untuk melakukan inspeksi terhadap
barang yang datang sebelum disimpan sementara di gudang atau sebelum dipakai
proses produksi. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau
bahan baku yang masuk apakah sesuai dengan spec yang distandarkan. Karena
biasanya bahan baku yang masuk jumlahnya banyak maka yang dapat dilakukan
pemeriksaan adalah dengan sampling. Sampling dilakukan dengan tingkat
kepercayaan tergantung pada keadaan bahan baku.
2.
Pengawasan mutu selama proses
produksi
Pengawasan mutu selama proses
produksi dilakukan oleh Quality Control Process yaitu melakukan system
pengendalian mutu proses produksi secara harian dan melakukan analisa
organoleptik, bahan baku, bahan dalam proses dan barang jadi pada proses
produksi serta melaksanakan pengendalian mutu harian. Pengawasan mutu selama
proses dimaksudkan untuk mengawasi dan mengendalikan system pengendalian mutu
terhadap proses produksi sehingga dihasilkan produk yang berkualitas dan
memenuhi standar mutu.
3.
Pengawasan mutu barang jadi
Pengawasan
mutu barang jadi atau akhir dilakukan oleh Quality Control Finished good,
yaitu melaksanakan system pengendalian mutu produk akhir dan memonitoring
penyimpanan barang jadi di gudang dan melakukan pemeriksaan kualitas
organoleptik selama disimpan.
3.5.4 Pemeliharaan Mesin dan
Peralatan
PT Yakult
menggunakan banyak mesin yang kompleks dalam proses pembuatannya sehingga
membutuhkan dana investasi yang besar maupun biaya operasional. Untuk itu
strategi dan kebijakan pemeliharaan diperlukan agar semua peralatan yang
beroperasi di dalam system tidak mengalami kegagalan dalam pengoperasiannya.
Upaya pengoptimalan pemeliharaan telah sering dilakukan, semuanya bertujuan
untuk menjaga keandalan dan ketersediaan system. Oleh karena itu teknik pemeliharaan pada PT Yakult lebih banyak
dikonsentrasikan pada pemeliharaan pencegahan untuk menghindari kerusakan yang
lebih serius.
Pada PT
Yakult itu sendiri memiliki system sendiri untuk menjalankan sebuah mesin yaitu
dengan memanfaatkan sebuah perangkat yang dapat mengakses mesin agar mesin
tersebut dapat bekerja dengan baik dan teratur. Perangkat itu adalah
Programmable Logic Controller. Selain itu, PT Yakult telah menjadwalkan
perbaikan setiap mesin pada saat awal pembeliannya, yaitu sekitar enam bulan
sekali dan juga adanya perencanaan pergantian mesin secara berkala.
3.6 Manajemen Rantai
Pasokan (Supply Chain Management)
Supply Chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan
yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu
produk ke tangan pemakai akhir. Supply Chain Management
(SCM) adalah merupakan aplikasi terpadu yang memberikan dukungan sistem informasi
kepada manajemen dalam hal pengadaan barang dan jasa bagi perusahaan sekaligus
mengelola hubungan diantara mitra untuk menjaga tingkat kesediaan produk dan
jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan secara optimal. SCM mengintegrasikan mulai
dari pengiriman order dan prosesnya, pengadaan bahan mentah, order tracking,
penyebaran informasi, perencanaan kolaboratif, pengukuran kinerja, pelayanan
purna jual, dan pengembangan produk baru.
PT Yakult dalam prosesnya tidak
menggunakan supply chain management dengan perusahaan lain karena segala
sesuatu nya diselesaikan sendiri dan bekerja dengan system ekspedisi dengan
spesifikasi yang sudah ada.
Pendistribusian
PT Yakult terdiri dari dua cara:
1. Direct
Sales
Untuk menjamin ketersediaan Yakult
di supermarket, minimarket, toko, kantin, dan gerai lainnya, staff penjualan
Yakult sendiri mengantarkan Yakult dengan menggunakan kendaraan berpendingin,
ke seluruh wilayah yang tersebar di pulau Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara
Barat, Sumatera, Batam, Bangka, Kalimantan, dan Sulawesi. Selain itu staff
penjualan Yakult juga memberikan penjelasan mengenai manfaat Yakult kepada
pelanggan melalui kegiatan sampling di beberapa supermarket besar, serta
penempatan sales promotion mereka di supermarket untuk memberikan penjelasan kepada
pelanggan.
2. Yakult
Lady
Agar dapat mengirimkan Yakult
dengan kualitas terbaik dimanapun dan kapanpun, diciptakan sistem pengiriman
melalui Yakult Lady, yang mengantarkan Yakult langsung ke tangan pelanggan
walau hanya 1 botol. Selain mengantarkan Yakult, para Yakult Lady juga
melakukan komunikasi dan memberikan informasi kesehatan kepada pelanggan,
sehingga Yakult Lady disebut pula sebagai “Pusat Informasi Berjalan”. Sistem
Yakult Lady ini tersebar di pulau Jawa, Madura, Bali, Lombok, Sumatera, Batam,
Bangka, Kalimantan, dan Sulawesi.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari
makalah ini, diantaranya :
1. Lokasi yang baik dapat menunjang
efesiensi dan efektivitas suatu pabrik
2. Banyak sekali variable yang harus dipertimbangkan
dalam menentukan lokasi suatu pabrik dengan tujuan mendapat keuntungan ekonomis
sesuai dengan tujuan perusahaan.
3. Penentuan lokasi pabrik yang baik
dapat berakibat pada lancarnya proses produksi pabrik tersebut.
4. Yakult adalah minuman susu
Fermentasi. Penemu susu fermentasi ini adalah ahli mikrobiologi Jepang
bernama Dr.Minoru Shirota. Yakult merupakan minuman susu probiotik serta
memiliki beberapa manfaat bagi tubuh. Bahan-bahan dasar pembuatan yakult adalah
susu skim, bakteri lactobacillus casei shirota, gula dll. Botol
yakult dibuat dengan jenis plastik polistiren yang food grade karena dipercaya
akan meminimalisir migrasi kepada produk. Untuk penyimpanan, yakult haruslah
disimpan dalam keadaan dingin dengan suhu 00-100 celcius
karena untuk menjaga fungsi dari bakteri lactobascillus shirota agar berfungsi
maksimal. Distribusi Yakult menggunakan mobil box yang terdapat cooler
box dan disebarkan ke supermarket serta menggunakan jasa yakult lady yang
mengantarkan produk yakult ke rumah-rumah
B. SARAN
Agar proses produksi berjalan lancar dan keuntungan ekonomis dapat tercapai
sesuai dengan tujuan ada baiknya memperhatikan aspek-aspek pendukung agar dapat
menentukan lokasi untuk mendirikan sebuah pabrik dengan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
- Hendra Kusuma. 2004. Manajemen Produksi. ANDI. Yogyakarta.
- Maria Pampa Kumalaningrum, Kusumawati Heni, dan Hardani Rahmat Purbandono. 2011. Manajemen Operasi. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
- Mohammad Syamsul Ma’arif dan Tanjung Hendri. 2006. Manajemen Operasi. Cetakan kedua. Grasindo. Jakarta.
- www.yakult.co.id
-
LAMPIRAN
0 komentar:
Posting Komentar